Definisi
Demensia adalah
Suatu sindrom akibat penyakit/gangguan otak yang biasanya bersifat
kronik-progresif, dimana terdapat gangguan fungsi luhur kortikal yang multipel,
termasuk : daya ingat, daya pikir, orientasi, daya tangkap, berhitung,
kemampuan belajar, berbahasa dan daya nilai. (4)
Klasifikasi
A. Berdasarkan
etiologi :
1.
Dementia pada penyakit alzheimer
2.
Dementia vaskular
3.
Dementia pada penyakit lain :
-
penyakit Pick
-
penyakit Creutzfeldt-Jacob
-
penyakit Huntington
-
penyakit Parkinson
-
penyakit HIV
-
dementia pada penyakit yang dispesifikasi
di tempat lain
4.
Dementia tak tergolongkan
B. Berdasarkan onsetnya :
-
demetia presinilis
-
dementia senilis
C. Berdasarkan
perkembangannya :
-
dementia reversible
-
dementia irreversible
D. Berdasarkan sifat
kesungguhannya :
-
dementia sesungguhnya
-
pseudodementia
E. Berdasarkan letak lesi di
otak :
-
dementia kortikal
-
dementia subkortikal
Berdasarkan
PPDGJ-III (4) :
-
Demensia pada
Penyakit Alzheimer
-
Demensia
Vaskular
-
Demensia pada
Penyait lain YDK
-
Demensia YDD
Epidemiologi
-
Sekitar
½ dari 1,2 juta orang-orang yang tinggal dalam rumah-rumah perawatan di USA terutama disebabkan oleh dementia
-
Di
USA à pada usia > 65 thn : à 5% dementia berat dan 15% ringan
-
Di
Eropa Utara : prevalensinya 1,3-6,2% pd usia >65 thn
-
Penelitian
tahun 1990, di USA, pada populasi usia > 80 thn à 20% menderita dementia berat
-
Dari
semua pasien dementia di USA didapati : 50-60% dementia type alzheimer’s
disease
-
Di
Jepang : dementia vaskular & dementia yg bukan alzheimer relatif lebih
banyak ditemukan
-
Di
Turki :
- tipe alzheimer : 50%
- tipe vaskular : 36%
- tipe karena tumor, parkinson, dan
alkoholisme : 12 %
-
Insiden
meningkat seiring pertambahan usia (60 ke atas)
-
60-70% tipe
Alzheimer, 15-20% tipe Vaskular
-
Progresinya
bertahap namun terus-menerus
-
Rata-rata angka
harapan hidup hanya 3 tahun setelah awitan gejala. (3)
-
2/3 adalah
perempuan jika ada riwayat keluarga, resiko 2-3 kali.
Etiologi
- Faktor
genetik
- Neuropatologi
- Neurotransmiter
- Kausa
lain : trauma kepala
- Taupati
Sistem familial multipel dengan Dimensia Presenilis. (3)
- Semua
penyakit yang menyebabkan disfungsi otak : Alzheimer, hidrosephalus, parkinson,
AIDS, Hutington, Tumor (brain, breast, lung) : meringioma
- Fisiologi
: Hidrosefalus tekanan normal
- Kardiovaskular
:Infark, stroke, hipertensi
- Infeksi
: multiple sklerosis, TBC, neurosifilis, meningitis
- Intoksikasi
obat : alkohol, digoksin, metildopa
- Gangguan
metabolik (devisiensi B12, hipertiroid, DM). (5)
Gambaran
Klinis
-
Dementia
menimbulkan penurunan yang cukup besar dalam fungsi
intelektual dan biasanya agak mengganggu kegiatan dlm kehidupan sehari-hari
seperti : mandi, berpakaian, makan, kebersihan diri, BAB & BAK
-
Defisit ini juga
meliputi : daya ingat, daya nilai, pikiran abstrak, dan fungsi luhur lainnya
seperti : afasia, apraksia, agnosia, kesukaran konstruksional
-
Juga didapati
perubahan kepribadian
-
Individu yang dementia sangat rentan terhadap stresor psikososial dan fisik
Kriteria diagnostik
Berdasarkan PPDGJ-III
1.
Kriteria diagnostik umum
·
Adanya penrunan kemampuan, baik dlm daya ingat, maupun
daya pikir seseorg sehingga mengganggu kegiatan sehari-hari
·
Tidak ada ggn kesadaran, kecuali bila bertumpang tindih
dengan delirium
·
Gejala dan hendaya tersebut harus sudah nyata untuk setidak-tidaknya 6 bulan
2.
Kriteria diagnostik khusus :
Demensia vaskular
· Terdapatnya
gejala dementia
· Hendaya fungsi
kognitif biasanya tidak merata (mungkin terdapat hilangnya daya ingat, hendaya intelek, dan tanda
neurologis fokal). Daya tilik diri
(insight) dan daya nilai (judgment) secara relatif tetap baik
· Suatu onset yang mendadak atau deteriorasi yang bertahap, disertai adanya gejala neurologis
fokal , meningkatkan
kemungkinan diagnosis dementia vaskuler.
Demensia Alzheimer
· Terdapatnya gejala dementia
· Onset yang tersembunyi dengan deteriorasi lambat
· Tidak adanya bukti
klinis, atau temuan dari penyelidikan khusus, yang menyatakan bahwa kondisi mental
itu dpt disebabkan oleh penyakit otak atau sistemik lain yang dapat menimbulkan dementia (mis : hipertiroid,
hiperkalsemia, dll)
· Tdk adanya
serangan apoplektik mendadak, atau gejala neurologis kerusakan otak fokal
seperti : hemiparesis, hilangnya daya sensorik, defek lapangan pandang mata,
dll
Berdasarkan
DSM-IV-TR :
Demensia
Vaskular :
1.
Munculnya
defisit kognitif multiple yang dimanifestasikan baik oleh :
·
Hendaya memori
(terganggunya kemampuan mempelajari informasi baru atau mengingat informasi
yang sebelumnya)
·
Satu atau lebih
gangguan kognitif di bawah ini :
a.
Afasia
b.
Apraksia
c.
Agnosia
d.
Gangguan dalam
melakukan fungsi eksekutif
2.
Defisit kognitif
pada kriteria A1 dan A2 masing-masing menyebabkan hendaya yang signifikan dalam
fungsi sosial dan okupasional serta menggambarkan penurunan tingkat kemampuan
berfungsi yang sebelumnya signifikan.
3.
Tanda dan gejala
neurologis fokal yang dianggap secara etiologi berkaitan dengan etioloigi
tersebut
4.
Defisit tidak
terjadi hanya pada saat delirium
Demensia
Alzheimer
1.
Munculnya defisit kognitif multiple
yang dimanifestasikan baik oleh :
·
Hendaya memori
(terganggunya kemampuan mempelajari informasi baru atau mengingat informasi
yang sebelumnya)
·
Satu atau lebih
gangguan kognitif di bawah ini :
a.
Afasia
b.
Apraksia
c.
Agnosia
d.
Gangguan dalam
melakukan fungsi eksekutif
2.
Defisit kognitif
pada kriteria A1 dan A2 masing-masing menyebabkan hendaya yang signifikan dalam
fungsi sosial dan okupasional serta menggambarkan penurunan tingkat kemampuan
berfungsi yang sebelumnya signifikan.
3.
Perjalanan
penyakit ditandai oleh awitan yang bertahap dan penurunan kognitif yang
kontinyu.
4.
Defisit kognitif
pada kriteria A1 dan A2 tidak disebabkan oleh salah satu :
·
Penyakit sistem
saraf pusat lain yang menyebabkan defisit progresif memori dan kognisi
·
Penyakit
sistemik yang diketahui menyebabkan demensia
·
Penyakit
terinduksi obat
5.
Defisit tidak
terjadi hanya pada saat delirium
6.
Gangguan ini
tidak lebih mungkin disebabkan oleh gangguan lain pada Aksis I.
Diagnosis banding
- Proses normal usia lanjut
- Delirium
- Skizofrenia
- Episode depresi berat
Perjalanan penyakit
-
Umumnya
secara bertahap irreversible
-
Namun
hal ini tergantung juga pada etiologinya. Bila oleh karena hipoksia otak atau ensefalitis atau trauma à maka timbulnya mendadak dan menetap
Pemeriksaan penunjang
1. MRI à lihat pembuluh darah untuk membedakan demensia
alzheimer atau vaskular
a.
Pada alzheimer :
b.
Adanya atropi
difuse dengan sulkus korteks yang mendatar
c.
Ventrikel
serebri yang melebar
d.
Pada Vaskular :
e.
Oklusi pembuluh
darah oleh plak arterosklerotik / tromboemboli
2.
SPECT (Single Photon Emission Computed Tomography)
a.
Untuk melihat
metabolisme otak untuk membedakan tipe-tipe demensia.
3.
CT-scan
Terapi
-
Beberapa kasus
dementia bisa diobati yang mana hal ini tergantung pada pengobatan terhadap penyakit yang mendasarinya
-
Mempertahankan
kesehatan fisik pasien, adanya suatu lingkungan yang menyokong, dan pengobatan psikofarmakologik yang simtomatik adalah diindikasikan pada kebanyakan tipe dementia
-
Psikososial :
- Berikan edukasi pada pasien secara gamblang tentang
sifat dan perjalan penyakit yang mereka alami
- Membantu pasien mengatasi fungsi ego yang defektif
seperti mencatat problem orientasi dalam kalender, membuat jadwal aktifitas,
membuat jadwal untuk problem memori.
-
Pendekatan Pada
Pasien Demensia :
-
Perawatan medik
-
Sokongan
emosional pada pasien dan keluarganya
-
Obat-obatan untuk gejala-gejala
spesifik (BPSD) :
·
Antipsikotik : Tipikal (CTZ 150-600mg/hari),
Atipikal (Clozapine 1-2x 25-100mg/hari)
·
Mood Stabilizer : Carbamazepine 2-3x 400-600mg/hari
·
Ansiolitik : Diazepam 2-3x 2-5mg/ hari
·
Antidepresan : Amitriptyline 75-150mg/hari
- Antidemensia :
·
Gol. Notropika : Piripinol 1x100mg – 3x200mg,
Piracetame
1x400mg – 3x1200mg,
·
Ca. Antagonis : Nimudipine 1-3x 30 mg,
Cyticoline
1-2x 100-300mg,
·
Penghambat
kolineserase (demensia alzheimer) :
o Donipezile (Aricept) 5mg 1x/hari
o Rivastigmane (exelon) 6-12mg 2x/hari,
o Galantamine (Reminyl) 1-3x 5mg
BPSD (Behavior and Pshycological Syndrome of
Dementia)
Merupakan perubahan perilaku dan
berbagai aspek psikologis dari pasien demensia yang merupakan problem
tersendiri bagi keluarga. Tidak jarang semua ini membuat kacau dan membuat
stres orang yang merawat. Gangguan perilaku yang terjdi seperti agitasi,
depresi, delusi, paranoid, apatis, halusinasi, dan agresifitas verbal atau
fisik. Oleh kerena itu dibutuhkan
strategi untuk mengatasi hal tersebut, meliputi : pengembangan program
aktivitas dan pemberian obat-obat.
Prognosis
Tergantung jenis
penyakit dan kondisi medik yang mendasari. Jenis alzheimer, progosis kurang
baik. Untuk demensia oleh karena infeksi, defisiensi vitamin, hidrosefalus
tekanan normal, vaskularisasi dan gangguan metabolik mungkin dapat membaik.
DAFTAR PUSTAKA
1
Guyton, Arthur C &
John E. Hall. Korteks Serebri; Fungsi
Intelektual Otak; dan Proses Belajar dan Mengingat dalam Buku Ajar
Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta 1997 : EGC. Hal. 909-926
2
Sadock B, Sadock
V A. Kaplan & Sadock, Demensia dalam
Buku Ajar Psikiatri Klinis, Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
2010. Hal. 57-66
3
Maslim, Rusdi. Buku Saku Diagnosis
Gangguan Jiwa. Editor : Maslim Rusdi. Edisi : III. Jakarta 2003. Bagian Ilmu
Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya. Hal : 48 – 49
4
Demensia dalam
Buku Ajar Psikiatri. Editor : Sylvia D. Elvira. Jakarta 2010. Badan Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal : 494-504
5
Maslim, Rusdi Spkj. 2007. Panduan
Praktis: Pengguanaan Klinis Obat Psikotropik, Edisi Ketiga. Bagian Ilmu
Kedokteran Jiwa FK-Unika Atma Jaya. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar