25 Februari, 2012

OTITIS EKSTERNA


Otitis eksterna adalah suatu infeksi pada saluran telinga luar. Infeksi ini bisa menyerang seluruh saluran (otitis eksterna generalisata) atau hanya pada daerah tertentu sebagai bisul (furunkel). Otitis eksterna seringkali disebut sebagai telinga perenang (swimmer's ear).
 
Penyebab
Sejumlah bakteri atau jamur (lebih jarang) bisa menyebabkan otitis eksterna generalisata, misalnya bakteri stafilokokus.

PREDISPOSISI
  1. pH yang meningkat (basa)
  2. Udara hangat dan lembab
  3. Trauma ringan (mengorek telinga)
Faktor Risiko
Orang-orang tertentu (penderita alergi, psoriasis), eksim atau dermatitis pada kulit kepala) sangat peka terhadap otitis eksterna. Cedera pada saluran telinga ketika sedang membersihkannya atau masuknya air/bahan iritan (misalnya hari spray atau cat rambut) bisa menyebabkan otits eksterna.
  Klasifikasi Otitis Eksterna
Menurut Carr (2000) secara klinik otitis eksterna terbagi :
  1. Otitis Eksterna Ringan : kulit liang telinga hiperemis dan eksudat, liang telinga menyempit.
  2. Otitis Eksterna Sedang : liang telinga sempit, edema, kulit hiperemis dan eksudat positif.
  3. Otitis Eksterna Komplikas : Pina/Periaurikuler eritema dan edema.
  4. Otitis Eksterna Kronik : kulit liang telinga/pina menebal, keriput, eritema positif.
Otitis eksterna diklasifikasikan atas :
1. Otitis eksterna akut :
• Otitis eksterna sirkumskripta (furunkel)
• Otitis eksterna difus
2. Otitis eksterna kronik

Otitis eksterna sirkumskripta (furunkel) adalah otitis eksterna lokal yang bermula dari infeksi folikel rambut dan menimbulkan furunkel pada sepertiga luar dari liang telinga luar (meatus akustikus eksternus). Otitis eksterna difus adalah otitis eksterna yang dapat disebabkan bakteri (Pseudomonas, Stafilokokus, Proteus) atau jamur pada dua per tiga dalam dari liang telinga luar (meatus akustikus eksternus). Otitis eksterna kronik adalah otitis eksterna yang berlangsung lama dan ditandai oleh terbentuknya jaringan parut (sikatriks). Adanya sikatriks menyebabkan liang telinga menyempit
Patofisiologi
Saluran telinga bisa membersihkan dirinya sendiri dengan cara membuang sel-sel kulit yang mati dari gendang telinga melalui saluran telinga. Membersihkan saluran telinga dengan cotton bud (kapas pembersih) bisa mengganggu mekanisme pembersihan ini dan bisa mendorong sel-sel kulit yang mati ke arah gendang telinga sehingga kotoran menumpuk disana.
Penimbunan sel-sel kulit yang mati dan serumen akan menyebabkan penimbunan air yang masuk ke dalam saluran ketika mandi atau berenang. Kulit yang basah dan lembut pada saluran telinga lebih mudah terinfeksi oleh bakteri atau jamur.
Patofisiologi Otitis Eksterna
Secara alami, sel-sel kulit yang mati, termasuk serumen, akan dibersihkan dan dikeluarkan dari gendang telinga melalui liang telinga. Cotton bud (pembersih kapas telinga) dapat mengganggu mekanisme pembersihan tersebut sehingga sel-sel kulit mati dan serumen akan menumpuk di sekitar gendang telinga. Masalah ini juga diperberat oleh adanya susunan anatomis berupa lekukan pada liang telinga.
Keadaan diatas dapat menimbulkan timbunan air yang masuk ke dalam liang telinga ketika mandi atau berenang. Kulit yang basah, lembab, hangat, dan gelap pada liang telinga merupakan tempat yang baik bagi pertumbuhan bakteri dan jamur.
Adanya faktor predisposisi otitis eksterna dapat menyebabkan berkurangnya lapisan protektif yang menimbulkan edema epitel skuamosa. Keadaan ini menimbulkan trauma lokal yang memudahkan bakteri masuk melalui kulit, terjadi inflamasi dan cairan eksudat. Rasa gatal memicu terjadinya iritasi, berikutnya infeksi lalu terjadi pembengkakan dan akhirnya menimbulkan rasa nyeri.
Proses infeksi menyebabkan peningkatan suhu lalu menimbulkan perubahan rasa nyaman dalam telinga. Selain itu, proses infeksi akan mengeluarkan cairan / nanah yang bisa menumpuk dalam liang telinga (meatus akustikus eksterna) sehingga hantaran suara akan terhalang dan terjadilah penurunan pendengaran.
Bakteri patogen yang sering menyebabkan otitis eksterna yaitu Pseudomonas (41%), Streptokokus (22%), Stafilokokus aureus (15%) dan Bakteroides (11%) (Oghalai, 2003).
Infeksi pada liang telinga luar dapat menyebar ke pinna, periaurikuler dan tulang temporal.
Otalgia pada otitis eksterna disebabkan :
  • Kulit liang telinga luar beralaskan periostium & perikondrium bukan bantalan jaringan lemak sehingga memudahkan cedera atau trauma. Selain itu, edema dermis akan menekan serabut saraf yang mengakibatkan rasa sakit yang hebat.
  • Kulit dan tulang rawan pada 1/3 luar liang telinga luar bersambung dengan kulit dan tulang rawan daun telinga sehingga gerakan sedikit saja pada daun telinga akan dihantarkan ke kulit dan tulang rawan liang telinga luar sehingga mengakibatkan rasa sakit yang hebat pada penderita otitis eksterna.

 
Gejala dan Tanda
Gejala-gejala dari otitis eksterna generalisata adalah gatal-gatal, nyeri dan keluarnya cairan berbau busuk. Jika saluran telinga membengkak atau terisi oleh nanah dan sel-sel kulit yang mati, maka bisa terjadi gangguan pendengaran.
Biasanya jika daun telinga ditarik atau kulit didepan saluran telinga ditekan, akan timbul nyeri. Dengan menggunakan otoskop, kulit pada saluran telinga tampak merah, membengkak dan penuh dengan nanah dan sel-sel kulit yang mati.
2.6       Diagnosis Otitis Eksterna
Anamnesis :
-       Rasa gatal sampai nyeri di dalam telinga. Rasa gatal dapat dirasakan sampai tenggorok. Kadang-kadang disertai sedikit nyeri. Awalnya sekret encer, bening, tetapi dapat berubah menjadi sekret kental purulen. Pada bentuk kronik sekret tidak ada atau hanya sedikit atau berupa gumpalan, berbau akibat bakteri saprofit ataupun jamur.
-       Pendengaran normal atau sedikit berkurang.
-       Pada furunkel MAE gejala yang paling dominan adalah nyeri telinga (otalgi). Nyeri bertambah saat gerakan mengunyah atau bila telinga disentuh.
Pemeriksaan :
-       MAE terisi sekret serus (alergi), purulen (infeksi kuman), keabu-abuan atau kehitaman (jamur).
-       Kulit MAE edema, hiperemi merata sampai ke membrana timpani.
-       Pembesaran kelenjar regional: daerah servikal antero superior, parotis atau retro aurikuler.
-       Pada furunkel didapatkan edema, hiperemi pada pars kartilagenus MAE, nyeri tarik aurikulum dan nyeri tekan tragus. Bila edema hebat membran timpani dapat tidak tampak (Rukmini, 2005).

2.7       Diagnosa Banding Otitis Eksterna
Diagnosa banding otitis eksterna :
  1. Otitis Media akut
  2. Otitis eksterna nekrotik
  3. Otitis eksterna bullosa
  4. Furunkulosis dan karbunkulosis
(Abdullah, 2003)
Penatalaksanaan
Untuk mengobati otitis eksterna generalisata, pertama-tama dilakukan pembuangan sel-sel kulit mati yang terinfeksi dari saluran telinga dengan alat penghisap atau kapas kering. Setelah saluran telinga diersihkan, fungsi pendengaran biasanya kembali normal. Biasanya diberikan obat tetes telinga yang mengandung antibiotik selama beberapa hari.
Beberapa tetes telinga ada yang mengandung kortikosteroid untuk mengurangi pembengkakan. Kadang diberikan obat tetes telinga yang mengandung asam asetat untuk mengembalikan keasaman pada saluran telinga. Untuk mengurangi nyeri pada 24-48 jam pertama bisa diberikan aseteminofen atau kodein. Infeksi yang sudah menyebar keluar saluran telinga (selulitis) diobati dengan antibiotik peroral (melalui mulut).
Bisul dibiarkan pecah dengan sendirinya karena jika sengaja disayat bisa menyebabkan penyebaran infeksi. Obat tetes telinga yang mengandung antibiotik tidak efektif. Untuk meringankan nyeri dan mempercepat penyembuhan bisa dilakukan pengompresan hangat (sebentar saja) dan pemberian obat pereda nyeri.
Penatalaksanaan Otitis Eksterna
-       Liang telinga dibersihkan dengan menggunakan kapas lidi.
-       Pemasangan tampon pita ½ cm x 5 cm yang telah dibasahi dengan larutan Burowi filtrata pada MAE. Tampon secukupnya, tidak boleh diletakkan terlalu ke dalam (nyeri/bahaya melukai membran timpani, sulit mengeluarkan).
-       Tampon setiap 2-3 jam sekali ditetesi dengan larutan Burowi agar tetap basah. Tampon diganti setiap hari. Larutan Burowi dapat diganti dengan tetes telinga yang mengandung steroid dan antibiotik.
-       Apabila diduga infeksi kuman Pseudomonas diberikan tetes yang mengandung neomycine dan hydrocortisone.
-       Pada infeksi jamur digunakan tetes telinga larutan asam salisilat 2-5% dalam alkohol 20%.
-       Pada otitis eksterna kronik difus dapat diberikan triamsinolone 0,25% krim/salep atau dexamethasone 0,1%.
-       Antibiotik oral tidak perlu diberikan.
(Rukmini, 2005).

Pengobatan otitis eksterna difus ialah dengan memasukkan tampon yang mengandung antibiotik ke liang telinga supaya terdapat kontak yang baik antara obat dengan kulit yang meradang. Kadang-kadang diperlukan obat antibiotika sistemik (Sosialisman, 2008) .

Penatalaksanaan otitis eksterna bertujuan :
  1. Membuang serumen, kotoran, dan sel-sel kulit mati dari liang telinga. Bersihkan dan keringkan menggunakan alat penghisap atau kapas kering.
  2. Mengeluarkan mikroorganisme. Masukkan tampon yang mengandung antibiotik ke dalam liang telinga untuk menghindari infeksi bakterial akut dan ulserasi. Berikan juga antibiotik sistemik jika perlu.
  3. Mengurangi rasa sakit, peradangan dan edema. Berikan obat golongan kortikosteroid misalnya metil prednisolon.
  4. Menghilangkan rasa tidak enak.
  5. Memulihkan pendengaran.
  6. Menghilangkan gatal dan penggarukan yang berulang. Terapi antifungal untuk menghindari infeksi jamur.
  7. Terapi antialergi dan antiparasit.
  8. Penatalaksanaan otitis eksterna kronik yaitu operasi rekonstruksi liang telinga.

2.9       Pencegahan Otitis Eksterna
Telinga perenang kemungkinan dicegah dengan meneteskan cairan yang mengandung campuran alkohol dan cuka di dalam telinga sebelum dan sesudah berenang. Orang tersebut harus menghindari berenang di dalam air yang terpolusi, menggunakan semprotan rambut, dan menghabiskan waktu yang lama di air hangat, iklim yang lembab. Berusaha untuk membersihkan saluran dengan lap kapas mengganggu mekanisme membersihkan-sendiri yang normal dan bisa mendorong serpihan ke dalam gendang telinga, dimana kotoran menumpuk. Juga, tindakan ini bisa menyebabkan kerusakan kecil yang mempengaruhi otitis eksternal (Abdullah, 2003).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar