Otitis
eksterna adalah suatu infeksi pada saluran telinga luar. Infeksi ini bisa
menyerang seluruh saluran (otitis eksterna generalisata) atau hanya pada daerah
tertentu sebagai bisul (furunkel). Otitis eksterna seringkali disebut sebagai
telinga perenang (swimmer's ear).
Penyebab
Sejumlah
bakteri atau jamur (lebih jarang) bisa menyebabkan otitis eksterna
generalisata, misalnya bakteri stafilokokus.
PREDISPOSISI
- pH yang
meningkat (basa)
- Udara
hangat dan lembab
- Trauma
ringan (mengorek telinga)
Faktor Risiko
Orang-orang
tertentu (penderita alergi, psoriasis), eksim atau dermatitis pada kulit
kepala) sangat peka terhadap otitis eksterna. Cedera pada saluran telinga
ketika sedang membersihkannya atau masuknya air/bahan iritan (misalnya hari
spray atau cat rambut) bisa menyebabkan otits eksterna.
Klasifikasi Otitis Eksterna
Menurut Carr
(2000) secara klinik otitis eksterna terbagi :
- Otitis Eksterna Ringan : kulit
liang telinga hiperemis dan eksudat, liang telinga menyempit.
- Otitis Eksterna Sedang : liang
telinga sempit, edema, kulit hiperemis dan eksudat positif.
- Otitis Eksterna Komplikas :
Pina/Periaurikuler eritema dan edema.
- Otitis Eksterna Kronik : kulit
liang telinga/pina menebal, keriput, eritema positif.
Otitis
eksterna diklasifikasikan atas :
1. Otitis
eksterna akut :
• Otitis
eksterna sirkumskripta (furunkel)
• Otitis
eksterna difus
2. Otitis
eksterna kronik
Otitis
eksterna sirkumskripta (furunkel) adalah otitis eksterna lokal yang bermula
dari infeksi folikel rambut dan menimbulkan furunkel pada sepertiga luar dari
liang telinga luar (meatus akustikus eksternus). Otitis eksterna difus adalah
otitis eksterna yang dapat disebabkan bakteri (Pseudomonas, Stafilokokus,
Proteus) atau jamur pada dua per tiga dalam dari liang telinga luar (meatus
akustikus eksternus). Otitis eksterna kronik adalah otitis eksterna yang
berlangsung lama dan ditandai oleh terbentuknya jaringan parut (sikatriks).
Adanya sikatriks menyebabkan liang telinga menyempit
Patofisiologi
Saluran
telinga bisa membersihkan dirinya sendiri dengan cara membuang sel-sel kulit
yang mati dari gendang telinga melalui saluran telinga. Membersihkan saluran
telinga dengan cotton bud (kapas pembersih) bisa mengganggu mekanisme
pembersihan ini dan bisa mendorong sel-sel kulit yang mati ke arah gendang
telinga sehingga kotoran menumpuk disana.
Penimbunan
sel-sel kulit yang mati dan serumen akan menyebabkan penimbunan air yang masuk
ke dalam saluran ketika mandi atau berenang. Kulit yang basah dan lembut pada
saluran telinga lebih mudah terinfeksi oleh bakteri atau jamur.
Patofisiologi
Otitis Eksterna
Secara
alami, sel-sel kulit yang mati, termasuk serumen, akan dibersihkan dan
dikeluarkan dari gendang telinga melalui liang telinga. Cotton bud
(pembersih kapas telinga) dapat mengganggu mekanisme pembersihan tersebut
sehingga sel-sel kulit mati dan serumen akan menumpuk di sekitar gendang
telinga. Masalah ini juga diperberat oleh adanya susunan anatomis berupa
lekukan pada liang telinga.
Keadaan
diatas dapat menimbulkan timbunan air yang masuk ke dalam liang telinga ketika
mandi atau berenang. Kulit yang basah, lembab, hangat, dan gelap pada liang
telinga merupakan tempat yang baik bagi pertumbuhan bakteri dan jamur.
Adanya
faktor predisposisi otitis eksterna dapat menyebabkan berkurangnya lapisan
protektif yang menimbulkan edema epitel skuamosa. Keadaan ini menimbulkan
trauma lokal yang memudahkan bakteri masuk melalui kulit, terjadi inflamasi dan
cairan eksudat. Rasa gatal memicu terjadinya iritasi, berikutnya infeksi lalu
terjadi pembengkakan dan akhirnya menimbulkan rasa nyeri.
Proses
infeksi menyebabkan peningkatan suhu lalu menimbulkan perubahan rasa nyaman
dalam telinga. Selain itu, proses infeksi akan mengeluarkan cairan / nanah yang
bisa menumpuk dalam liang telinga (meatus akustikus eksterna) sehingga hantaran
suara akan terhalang dan terjadilah penurunan pendengaran.
Bakteri
patogen yang sering menyebabkan otitis eksterna yaitu Pseudomonas (41%),
Streptokokus (22%), Stafilokokus aureus (15%) dan Bakteroides
(11%) (Oghalai, 2003).
Infeksi pada
liang telinga luar dapat menyebar ke pinna, periaurikuler dan tulang temporal.
Otalgia pada
otitis eksterna disebabkan :
- Kulit liang telinga luar
beralaskan periostium & perikondrium bukan bantalan jaringan lemak
sehingga memudahkan cedera atau trauma. Selain itu, edema dermis akan
menekan serabut saraf yang mengakibatkan rasa sakit yang hebat.
- Kulit dan tulang rawan pada 1/3
luar liang telinga luar bersambung dengan kulit dan tulang rawan daun
telinga sehingga gerakan sedikit saja pada daun telinga akan dihantarkan
ke kulit dan tulang rawan liang telinga luar sehingga mengakibatkan rasa
sakit yang hebat pada penderita otitis eksterna.
Gejala dan Tanda
Gejala-gejala
dari otitis eksterna generalisata adalah gatal-gatal, nyeri dan keluarnya
cairan berbau busuk. Jika saluran telinga membengkak atau terisi oleh nanah dan
sel-sel kulit yang mati, maka bisa terjadi gangguan pendengaran.
Biasanya
jika daun telinga ditarik atau kulit didepan saluran telinga ditekan, akan
timbul nyeri. Dengan menggunakan otoskop, kulit pada saluran telinga tampak
merah, membengkak dan penuh dengan nanah dan sel-sel kulit yang mati.
2.6
Diagnosis Otitis Eksterna
Anamnesis :
-
Rasa gatal sampai nyeri di dalam telinga. Rasa gatal dapat dirasakan sampai
tenggorok. Kadang-kadang disertai sedikit nyeri. Awalnya sekret encer, bening,
tetapi dapat berubah menjadi sekret kental purulen. Pada bentuk kronik sekret
tidak ada atau hanya sedikit atau berupa gumpalan, berbau akibat bakteri
saprofit ataupun jamur.
-
Pendengaran normal atau sedikit berkurang.
-
Pada furunkel MAE gejala yang paling dominan adalah nyeri telinga (otalgi).
Nyeri bertambah saat gerakan mengunyah atau bila telinga disentuh.
Pemeriksaan :
-
MAE terisi sekret serus (alergi), purulen (infeksi kuman), keabu-abuan atau
kehitaman (jamur).
-
Kulit MAE edema, hiperemi merata sampai ke membrana timpani.
-
Pembesaran kelenjar regional: daerah servikal antero superior, parotis atau
retro aurikuler.
-
Pada furunkel didapatkan edema, hiperemi pada pars kartilagenus MAE, nyeri
tarik aurikulum dan nyeri tekan tragus. Bila edema hebat membran timpani dapat
tidak tampak (Rukmini, 2005).
2.7
Diagnosa Banding Otitis Eksterna
Diagnosa
banding otitis eksterna :
- Otitis Media akut
- Otitis eksterna nekrotik
- Otitis eksterna bullosa
- Furunkulosis dan karbunkulosis
(Abdullah,
2003)
Penatalaksanaan
Untuk
mengobati otitis eksterna generalisata, pertama-tama dilakukan pembuangan
sel-sel kulit mati yang terinfeksi dari saluran telinga dengan alat penghisap
atau kapas kering. Setelah saluran telinga diersihkan, fungsi pendengaran
biasanya kembali normal. Biasanya diberikan obat tetes telinga yang mengandung
antibiotik selama beberapa hari.
Beberapa
tetes telinga ada yang mengandung kortikosteroid untuk mengurangi pembengkakan.
Kadang diberikan obat tetes telinga yang mengandung asam asetat untuk mengembalikan
keasaman pada saluran telinga. Untuk mengurangi nyeri pada 24-48 jam pertama
bisa diberikan aseteminofen atau kodein. Infeksi yang sudah menyebar keluar
saluran telinga (selulitis) diobati dengan antibiotik peroral (melalui mulut).
Bisul
dibiarkan pecah dengan sendirinya karena jika sengaja disayat bisa menyebabkan
penyebaran infeksi. Obat tetes telinga yang mengandung antibiotik tidak
efektif. Untuk meringankan nyeri dan mempercepat penyembuhan bisa dilakukan
pengompresan hangat (sebentar saja) dan pemberian obat pereda nyeri.
Penatalaksanaan
Otitis Eksterna
-
Liang telinga dibersihkan dengan menggunakan kapas lidi.
-
Pemasangan tampon pita ½ cm x 5 cm yang telah dibasahi dengan larutan Burowi
filtrata pada MAE. Tampon secukupnya, tidak boleh diletakkan terlalu ke dalam
(nyeri/bahaya melukai membran timpani, sulit mengeluarkan).
-
Tampon setiap 2-3 jam sekali ditetesi dengan larutan Burowi agar tetap basah.
Tampon diganti setiap hari. Larutan Burowi dapat diganti dengan tetes telinga
yang mengandung steroid dan antibiotik.
-
Apabila diduga infeksi kuman Pseudomonas diberikan tetes yang mengandung
neomycine dan hydrocortisone.
-
Pada infeksi jamur digunakan tetes telinga larutan asam salisilat 2-5% dalam
alkohol 20%.
-
Pada otitis eksterna kronik difus dapat diberikan triamsinolone 0,25%
krim/salep atau dexamethasone 0,1%.
-
Antibiotik oral tidak perlu diberikan.
(Rukmini,
2005).
Pengobatan
otitis eksterna difus ialah dengan memasukkan tampon yang mengandung antibiotik
ke liang telinga supaya terdapat kontak yang baik antara obat dengan kulit yang
meradang. Kadang-kadang diperlukan obat antibiotika sistemik (Sosialisman,
2008) .
Penatalaksanaan
otitis eksterna bertujuan :
- Membuang serumen, kotoran, dan sel-sel
kulit mati dari liang telinga. Bersihkan dan keringkan menggunakan alat
penghisap atau kapas kering.
- Mengeluarkan mikroorganisme.
Masukkan tampon yang mengandung antibiotik ke dalam liang telinga untuk
menghindari infeksi bakterial akut dan ulserasi. Berikan juga antibiotik
sistemik jika perlu.
- Mengurangi rasa sakit,
peradangan dan edema. Berikan obat golongan kortikosteroid misalnya metil
prednisolon.
- Menghilangkan rasa tidak enak.
- Memulihkan pendengaran.
- Menghilangkan gatal dan
penggarukan yang berulang. Terapi antifungal untuk menghindari infeksi
jamur.
- Terapi antialergi dan
antiparasit.
- Penatalaksanaan otitis eksterna
kronik yaitu operasi rekonstruksi liang telinga.
2.9
Pencegahan Otitis Eksterna
Telinga
perenang kemungkinan dicegah dengan meneteskan cairan yang mengandung campuran
alkohol dan cuka di dalam telinga sebelum dan sesudah berenang. Orang tersebut
harus menghindari berenang di dalam air yang terpolusi, menggunakan semprotan
rambut, dan menghabiskan waktu yang lama di air hangat, iklim yang lembab.
Berusaha untuk membersihkan saluran dengan lap kapas mengganggu mekanisme
membersihkan-sendiri yang normal dan bisa mendorong serpihan ke dalam gendang
telinga, dimana kotoran menumpuk. Juga, tindakan ini bisa menyebabkan kerusakan
kecil yang mempengaruhi otitis eksternal (Abdullah, 2003).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar